Lemahnya
manajemen diri seorang pemimpin
Seorang
pemimpin yang mana seharusnya dapat mengawasi pekerjaan bawahannya agar dapat
bekerja dengan baik, tidak melakukan suatu tindakan yang salah atau bahkan
menjadi koruptor malah terjebak dalam kasus korupsi. Inilah yang terjadi dalam
dalam kasus ketua mahkamah konstitusi Akil Mochtar, sebagai seorang ketua dari
suatu instansi yang mana diharapkan dapat memberikan keadilan yang
sebenar-benarnya terhadap kasus yang kelak ditangani malah terlibat dalam kasus
suap atau korupsi. Ironis memang, tapi inilah gambaran lemahnya lembaga hukum
yang ada di Negara kita tercinta ini.
Akil
Mochtar yang semenjak April 2013 menjabat sebagai Ketua mahkamah konstitusi ini
ditahan oleh KPK terkait dugaan suap kasus Pilkada Gunung Mas, Kalimantan
Tengah dan Pilkada Lebak, Banten (dilansir dari detik.com). Sebagai seorang
pemimpin seharusnya akil mochtar tidak mudah termakan oleh bujuk rayuan apapun
itu bentuknya. Namun dengan adanya kasus ini menunjukkan bahwa akil mochtar
tidak memiliki manajemen diri yang baik dalam dirinya. Kenapa saya berkata
demikian? Karena apabila akil muchtar memiliki manajemen diri yang baik pasti
dia akan mengetahui batasan-batasan apa yang seharusnya dia lakukan, baik atau
tidak kah tindakan yang akan diambil, dan akan berdampak seperti apa kelak
tindakannya tersebut.
Namun
bagaimanapun, kita tunggu saja mengenai kebenenaran kasus korupsi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar