Laman

Kamis, 10 Oktober 2013

TULISAN 1



Lemahnya manajemen diri seorang pemimpin
Seorang pemimpin yang mana seharusnya dapat mengawasi pekerjaan bawahannya agar dapat bekerja dengan baik, tidak melakukan suatu tindakan yang salah atau bahkan menjadi koruptor malah terjebak dalam kasus korupsi. Inilah yang terjadi dalam dalam kasus ketua mahkamah konstitusi Akil Mochtar, sebagai seorang ketua dari suatu instansi yang mana diharapkan dapat memberikan keadilan yang sebenar-benarnya terhadap kasus yang kelak ditangani malah terlibat dalam kasus suap atau korupsi. Ironis memang, tapi inilah gambaran lemahnya lembaga hukum yang ada di Negara kita tercinta ini.
Akil Mochtar yang semenjak April 2013 menjabat sebagai Ketua mahkamah konstitusi ini ditahan oleh KPK terkait dugaan suap kasus Pilkada Gunung Mas, Kalimantan Tengah dan Pilkada Lebak, Banten (dilansir dari detik.com). Sebagai seorang pemimpin seharusnya akil mochtar tidak mudah termakan oleh bujuk rayuan apapun itu bentuknya. Namun dengan adanya kasus ini menunjukkan bahwa akil mochtar tidak memiliki manajemen diri yang baik dalam dirinya. Kenapa saya berkata demikian? Karena apabila akil muchtar memiliki manajemen diri yang baik pasti dia akan mengetahui batasan-batasan apa yang seharusnya dia lakukan, baik atau tidak kah tindakan yang akan diambil, dan akan berdampak seperti apa kelak tindakannya tersebut.
Namun bagaimanapun, kita tunggu saja mengenai kebenenaran kasus korupsi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar