Nama
: Risnawati/18511594
Kelas
: 3PA06
1.
Pengorganisasian Struktur Manajemen
A. Definisi
Pengorganisasian
a) Pengorganisasian
adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian
didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai
dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil
pengorganisasian adalah struktur organisasi.
b) Menurut
Gr.Terry Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan – hubungan
kelakuan yang efektif antara orang – orang, sehingga mereka dapat bekerjasama
secara efisien, dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal
melaksanakan tugas –tugas tertentu dalam kondisi likungan tertentu guna
mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
c) Menurut
Sp Hasibuan Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan dan
pengaturan bermacam – macam aktifitas yang diperelukan untuk mencapai tujuan,
menempatkan orang – orang pada setiap aktifitas, menyediakan alat – alat yang
diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap
individu yang akan melakukan aktifitas tersebut.
B. Definisi
Struktur Organisasi
Struktur organisasi
adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur
organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi
atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi).
Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan
spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
C. Pengorganisasian
sebagai Fungsi Manajemen
Organisasi
sebagai fungsi adalah organisasi dalam arti dinamis, yaitu organisasi yang memberikan
memungkingkan tempat manajemen dapat bergerak dalam batas-batas tertentu.
Selain itu
organisasi masih mempunyai pengertian yaitu organisasi sebagai :
a.
“a group of
people”,
yaitu kelompok orang-orang yang membentuk kelompok tertentu yang bekerjasama
untuk melaksanakan suatu usaha/kegiatan.
b.
“a system of authority”, yaitu
organisasi sebagai sistem wewenang yang memberikan kekuasaan bagi setiap
pejabat dalam melaksanakan tugasnya.
c.
“a system of function”, yaitu sebagai
sistem distribusi tugas sehinggaa masing-masing pejabat memegang tugas
tertentu.
2.
Actuating
dalam Manajemen
A.
Definisi
Actuating
George R. Terry
(1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan
anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota anggota
perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran
tersebut.
B. Pentingnya
Actuating
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating)
ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu
jika :
a) Merasa yakin akan mampu mengerjakan,
b) Yakin bahwa pekerjaan tersebut
memberikan manfaat bagi dirinya,
c) Tidak sedang dibebani oleh problem
pribadi atau tugas lain yang lebih penting,atau mendesak,
d) Tugas tersebut merupakan kepercayaan
bagi yang bersangkutan dan
e) Hubungan antar teman dalam
organisasi tersebut harmonis.
C. Prinsip
Actuating (Pengarahan)
Pengarahan merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam
kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan
menyumbangkan tenaga kerja efektif serta efesien untuk mencapai tujuan.
Dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena
disamping menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari
manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku yang
berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh
karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada
beberapa prinsip, yaitu:
a. Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang
menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar
sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat
berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan
dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur
organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan
untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang
mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki
demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan
kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan
kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu.
Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya
dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat
bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya
untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan
arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya
memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan
kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat
dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil
maksimal.
3. Mengendalikan
Fungsi Manajemen
A. Definisi
Controlling
Mnururt Robert J.
Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi
pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa:
“pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi
umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan.”
B. Langkah-Langkah
Pengendalian
Langkah-langkah proses
pengendalian :
1. Menentukan
standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian.
2. Mengukur
pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai.
3. Membandingkan
pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan jika ada.
4. Melakukan
tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan
sesuai dengan rencana.
Rencana juga perlu
dinilai ulang dan dianalisis kembali,apakah sudah benar-benar realistis atau
tidak.jika belum benar atau realistis maka rencana itu harus diperbaiki.
C. Tipe-Tipe
Pengendalian
Tipe pengendalian
manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a) Pengendalian
preventif (prefentive control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait
dengan perumusan strategic dan perencanaan strategic yang dijabarkan dalam
bentuk program-program.
b) Pengendalian
operasional (Operational control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait
dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa
anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan
pengendalian.
c) Pengendalian
kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja
berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.
D. Kontrol
Proses Manajemen
Pengendalian manajemen adalah semua
meode, prosedur, dan sarana, termasuk sistem pengendalian manajemen, yang
digunakan manajemen untuk memastikan dipatuhinya kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi
organisasi.
Sistem pengendalian manajemen adalah
suatu proses dan struktur yang tertata secara sistematik yang digunakan
manajemen dalam pengendalian manajemen. Pengendalian manajemen meliputi baik
pengendalian formal maupun informal. Di atas proses-proses pengendalian formal,
terdapat pengendalian motivasi informal yang mendorong para manajer dan
karyawan untuk terus menjaga agar organisasi bergerak maju menuju sasaran yang
telah ditetapkan. Sistem pengendalian informal, yang adakalanya tercermin dalam
kebijakan-kebijakan tak tertulis organisasi, merupakan bagian dari budaya
pngendalian organisasi. Budaya ini dapat mencakup proses-proses yang tak
terucapkan untuk memotivasi para manajer guna mengambil tindakan-tindakan yang
dikehendaki, dan mencegah serta memperbaiki aryawan dan unit-unit organisasi
dari tindakan-tindakan yang tidak layak.
Proses pengendalian manajemen meliputi tiga tahap : tindakan
perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi tindakan
Ketiga tahap ini
terjadi di berbagai tingkat dalam suatu organisasi, dari tingkat manajemen
puncak sampai ke unit operasi terkecil. Pengendalian manajemen mencakup sistem
pengendalian manajemen yang terdiri atas tataan organisasi, wewenang, tanggung
jawab, dan informasi untuk memungkinkan pelaksanaan pengendalian dan untuk
memproses sekumpulan tindakan yang memastikan bahwa organisasi bekerja untuk
mencapai tujuannya. Pengendalian manajemen adalah alat bagi para manajer, yang
menggunakannya dalam interaksi di antara mereka dan dengan bawahan. Proses
pengendalian manajemen menganggap bahwa strategi telah ditetapkan (tertentu)
dan mengembangkan suatu sistem untuk mengimplementasikannya.
DAFTAR
PUSTAKA