Laman

Senin, 10 Juni 2013

STRESS



Nama: Risnawati
Kelas : 2PA06
 NPM : 18511594
A.       Definisi Stress
Istilah stress dikemukakan oleh Hans Selye yang mendifinisikan stress sebagai respon yang tidak spesifik dari tubuh pada setiap tuntutan yang dikenakan padanya. Dengan kata lain istilah stress dapat digunakan untuk menunjukkan suatu perubahan fisik yang luas yang disulut oleh berbagai factor psikologi atau factor fisik atau factor kombinasi kedua factor tersebut.
Menurut Lazarus (1976) stress adalah suatu keadaan psikologi individu yang disebabkan karena individu dihadapkan pada situasi internal dan eksternal.
Menurut Korchin (1976) keadaan stress muncul apabila tuntutan-tuntutan yang luar biasa atau terlalu banyak mengancam kesejahteraan atau integritas seseorang. Stress tidak saja kondisi yang menekan sesorang ataupun keadaan fisik atau psikologis seseorang maupun reaksinya terhadap tekanan tadi, akan tetapi stress adalah keterkaitan antara ketiganya.
Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka. Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan.
Jenis-Jenis Stress
Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:
1.      Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.
2.      Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.
Holahan (1981) menyebutkan jenis stres yang dibedakan menjadi dua bagian yaitu
1.      systematic stress (respon non spesifik dari tubuh terhadap beberapa tuntutan lingkungan).
2.      pshychological stress (individu menjumpai lingkungan yang penuh stres sebagai ancaman yang secara kuat menantang atau melampaui kemampuan copingnya).

B.     Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stress
1.   Tipe kepribadian
·      Kepribadian tipe A
Kepribadian tipe A adalah keterlibatan secara agresif dalam perjuangan terus-menerus untuk mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih sedikit dan melawan upaya-upaya yang menentang dari orang atau hal lain. Dalam kultur Amerika Utara, karakteristik ini cenderung dihargai dan dikaitkan secara positif dengan ambisi dan perolehan barang-barang material yang berhasil. Karakteristik tipe A adalah
ü  selalu bergerak, berjalan, dan makan cepat;
ü  merasa tidak sabaran;
ü  berusaha keras untuk melakukan atau memikirkan dua hal pada saat yang bersamaan;
ü  tidak dapat menikmati waktu luang;
ü  terobsesi dengan angka-angka, mengukur keberhasilan dalam bentuk jumlah hal yang bisa mereka peroleh.
·      Tipe Kepribadian B
Berbeda dengan tipe A, tipe B memiliki karakteristik sebagai berikut :

ü  Tidak pernah mengalami keterdesakan waktu atau ketidaksabaran
ü  merasa tidak perlu memperlihatkan atau mendiskusikan pencapaian atau prestasi mereka kecuali atas tuntutan situasi’
ü  Bersenang-senang dan bersantai daripada berusaha menunjukkan keunggulan mereka
ü   bisa santai tanpa merasa bersala

              Tipe kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi respons terhadap stresor. Apabila seseorang yang memiliki tipe kepribadian A, maka lebih rentan terkena stress dibandingkan dengan tipe kepribadian B. tipe kepribadian A memiliki ciri ambisius, agresif, kompetitif, kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung, mudah marah, memiliki kewaspadaan yang berlebihan, berbicara cepat, bekerja tidak kenal waktu, pandai berorganisasi dan memimpin atau memerintah, lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan, kaku terhadap waktu, ramah, tidak mudah dipengaruhi, bila berlibur fikirannya ke pekerjaan dan lain-lain. Sedangkan tipe kepribadian B memiliki sikap tidak agresif ambisinya wajar-wajar, penyabar, senang, tidak mudah tersinggung, tidak mudah marah, cara berbicara tidak tergesa-gesa, perilaku tidak interaktif, lebih suka kerjasama, mudah bergaul, dan lain-lain atau merupakan kebalikan dari tipe kepribadian A.
     2.      Kecakapan
Kecakapan adalah  kecakapan untuk melakukan adaptasi dan prilaku positif yang memungkinkanindividu untuk melakukan reaksi secara secara efektif dalam menghadapi kebutuhan dan tantangan sehari-hari. Sedangkan Menurut UNICEF yaitu perubahan perilaku atau pendekatan pengembangan perilaku yang diarahkan untuk menjamin keseimbangan antara pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

         C.  Nilai Dan Kebutuhan: Sosialisasi,Adaptasi,Internalisasi
a)      sosialisasi : Sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
b)      Adaptasi : adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
·      memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
·      mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
·      mempertahankan hidup dari musuh alaminya.
·      bereproduksi.
·      merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
c)      Internalisasi : proses pemasukan nilai pada seseorang yang akan membentuk pola pikirnya dalam melihat makna realitas pengalaman. Nilai-nilai tersebut bisa jadi dari berbagai aspek baik agama, budaya, norma sosial dll. Pemaknaan atas nilai inilah yang mewarnai pemaknaan dan penyikapan manusia terhadap diri, lingkungan dan kenyataan di sekelilingnya.
·         Reaksi Stress: Flight or Fight
Douglas (1991) menyatakan “fight or flight” yaitu reaksi fisiologis maupun psikologis yang timbul apabila individu  menghadapi bahaya yang mengancam dirinya . stres dapat terjadi apabila seseorang tidak dapat mengatasi problem yang dikarenakan tekanan yang dialami dan tidak dapat mengambil tindakan “bertempur atau lari”/”fight or flight”.
·         Teknik penerangan pikiran: hindarin kegiatan berkhayal,berpikir
Ø  meditasi adalah praktik relaksasi yang melibatkan pelepasan pikiran dari semua hal yang menarik, membebani, maupun mencemaskan dalam hidup kita sehari-hari.  Makna harfiah meditasi adalah kegiatan mengunyah-unyah atau membolak-balik dalam pikiran, memikirkan, merenungkan.  Arti definisinya, meditasi adalah kegiatan mental terstruktur, dilakukan selama jangka waktu tertentu, untuk menganalisis, menarik kesimpulan, dan mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk menyikapi, menentukan tindakan atau penyelesaian masalah pribadi, hidup, dan perilaku.
Ø  autogenik : Teknik ini menggunakan serangkaian latihan yang bertujuan untuk membawa kehangatan tubuh dan berat pada tubuh dan anggota badan. Hal ini dapat dilakukan berbaring atau duduk di bawah. Bersantai gambar juga digunakan untuk memelihara relaksasi pikiran.
Ø  neuro muscallur

D.    Contoh Stress Positif dan Stress Negatif
-          Stress Positif
Ketika kita mendapat tugas yang begitu susah dari dosen dan dan deadline waktu yg diberikan sangat singkat, kita akan menjadi stress engan tugas tersebut. Dengan adanya stress tersebut kita akan merasa terbebani dan selalu kepikiran denga tugas tersebut disetiap aktivitas sehari-hari kita. Dengan adanya stress tersebut mendorong kita untuk cepat menyelesaikan tugas tersebut agar tidak merasa terbebani lagi dengan tugas tersebut.
-          Stress Negatif
Ketika kita melakukan suatu presentasi di muka umum dan kita merasa canggung dan cemas, khawatir apakah presentasi tersebut dapat berhasil atau tidak yang pada akhirnya membuat kita stress dan panic.

DAFTAR PUSTAKA