Nama: Risnawati
Kelas : 2PA06
NPM : 18511594
A. Definisi
Stress
Istilah stress
dikemukakan oleh Hans Selye yang mendifinisikan stress sebagai respon yang
tidak spesifik dari tubuh pada setiap tuntutan yang dikenakan padanya. Dengan
kata lain istilah stress dapat digunakan untuk menunjukkan suatu perubahan
fisik yang luas yang disulut oleh berbagai factor psikologi atau factor fisik
atau factor kombinasi kedua factor tersebut.
Menurut Lazarus (1976)
stress adalah suatu keadaan psikologi individu yang disebabkan karena individu
dihadapkan pada situasi internal dan eksternal.
Menurut Korchin (1976)
keadaan stress muncul apabila tuntutan-tuntutan yang luar biasa atau terlalu
banyak mengancam kesejahteraan atau integritas seseorang. Stress tidak saja
kondisi yang menekan sesorang ataupun keadaan fisik atau psikologis seseorang
maupun reaksinya terhadap tekanan tadi, akan tetapi stress adalah keterkaitan
antara ketiganya.
Stres
tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena
stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil.
Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan
berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif
yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari
pekerjaan mereka. Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti
berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau
stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai
stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan
bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya
dibanding stres hambatan.
Jenis-Jenis Stress
Quick dan Quick (1984)
mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:
1. Eustress,
yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan
konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu
dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas,
kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.
2. Distress,
yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan
destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan
juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran
(absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan,
dan kematian.
Holahan (1981)
menyebutkan jenis stres yang dibedakan menjadi dua bagian yaitu
1. systematic
stress (respon non spesifik dari tubuh terhadap beberapa tuntutan lingkungan).
2. pshychological
stress (individu menjumpai lingkungan yang penuh stres sebagai ancaman yang
secara kuat menantang atau melampaui kemampuan copingnya).
B. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Stress
1. Tipe
kepribadian
· Kepribadian
tipe A
Kepribadian tipe A
adalah keterlibatan secara agresif dalam perjuangan terus-menerus untuk mencapai
lebih banyak dalam waktu yang lebih sedikit dan melawan upaya-upaya yang
menentang dari orang atau hal lain. Dalam kultur Amerika Utara, karakteristik
ini cenderung dihargai dan dikaitkan secara positif dengan ambisi dan perolehan
barang-barang material yang berhasil. Karakteristik tipe A adalah
ü selalu
bergerak, berjalan, dan makan cepat;
ü merasa
tidak sabaran;
ü berusaha
keras untuk melakukan atau memikirkan dua hal pada saat yang bersamaan;
ü tidak
dapat menikmati waktu luang;
ü terobsesi
dengan angka-angka, mengukur keberhasilan dalam bentuk jumlah hal yang bisa
mereka peroleh.
· Tipe
Kepribadian B
Berbeda dengan tipe A,
tipe B memiliki karakteristik sebagai berikut :
ü Tidak
pernah mengalami keterdesakan waktu atau ketidaksabaran
ü merasa
tidak perlu memperlihatkan atau mendiskusikan pencapaian atau prestasi mereka
kecuali atas tuntutan situasi’
ü Bersenang-senang
dan bersantai daripada berusaha menunjukkan keunggulan mereka
ü bisa
santai tanpa merasa bersala
Tipe
kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi respons terhadap stresor. Apabila
seseorang yang memiliki tipe kepribadian A, maka lebih rentan terkena stress
dibandingkan dengan tipe kepribadian B. tipe kepribadian A memiliki ciri
ambisius, agresif, kompetitif, kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung,
mudah marah, memiliki kewaspadaan yang berlebihan, berbicara cepat, bekerja
tidak kenal waktu, pandai berorganisasi dan memimpin atau memerintah, lebih
suka bekerja sendirian bila ada tantangan, kaku terhadap waktu, ramah, tidak
mudah dipengaruhi, bila berlibur fikirannya ke pekerjaan dan lain-lain.
Sedangkan tipe kepribadian B memiliki sikap tidak agresif ambisinya
wajar-wajar, penyabar, senang, tidak mudah tersinggung, tidak mudah marah, cara
berbicara tidak tergesa-gesa, perilaku tidak interaktif, lebih suka kerjasama,
mudah bergaul, dan lain-lain atau merupakan kebalikan dari tipe kepribadian A.
2.
Kecakapan
Kecakapan adalah
kecakapan untuk melakukan adaptasi dan prilaku positif yang
memungkinkanindividu untuk melakukan reaksi secara secara efektif dalam
menghadapi kebutuhan dan tantangan sehari-hari. Sedangkan Menurut UNICEF yaitu
perubahan perilaku atau pendekatan pengembangan perilaku yang diarahkan untuk
menjamin keseimbangan antara pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
C. Nilai
Dan Kebutuhan: Sosialisasi,Adaptasi,Internalisasi
a) sosialisasi
: Sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke
generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori
mengenai peranan
(role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran
yang harus dijalankan oleh individu.
b) Adaptasi
: adalah cara bagaimana organisme
mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang
mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
· memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
· mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur,
cahaya dan panas.
· mempertahankan hidup dari musuh alaminya.
· bereproduksi.
· merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Organisme
yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu
beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
c)
Internalisasi : proses pemasukan
nilai pada seseorang yang akan membentuk pola pikirnya dalam melihat makna
realitas pengalaman. Nilai-nilai tersebut bisa jadi dari berbagai aspek baik
agama, budaya, norma sosial dll. Pemaknaan atas nilai inilah yang mewarnai
pemaknaan dan penyikapan manusia terhadap diri, lingkungan dan kenyataan di
sekelilingnya.
·
Reaksi Stress: Flight or Fight
Douglas
(1991) menyatakan “fight or flight” yaitu reaksi fisiologis maupun psikologis
yang timbul apabila individu menghadapi
bahaya yang mengancam dirinya . stres dapat terjadi apabila seseorang tidak
dapat mengatasi problem yang dikarenakan tekanan yang dialami dan tidak dapat
mengambil tindakan “bertempur atau lari”/”fight or flight”.
·
Teknik penerangan pikiran: hindarin
kegiatan berkhayal,berpikir
Ø meditasi
adalah praktik relaksasi yang melibatkan pelepasan pikiran dari semua hal yang
menarik, membebani, maupun mencemaskan dalam hidup kita sehari-hari. Makna harfiah meditasi adalah kegiatan
mengunyah-unyah atau membolak-balik dalam pikiran, memikirkan, merenungkan.
Arti definisinya, meditasi adalah
kegiatan mental terstruktur, dilakukan selama jangka waktu tertentu, untuk
menganalisis, menarik kesimpulan,
dan mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk menyikapi, menentukan tindakan
atau penyelesaian masalah pribadi, hidup, dan perilaku.
Ø autogenik
: Teknik ini menggunakan serangkaian latihan yang bertujuan untuk membawa
kehangatan tubuh dan berat pada tubuh dan anggota badan. Hal ini dapat
dilakukan berbaring atau duduk di bawah. Bersantai gambar juga digunakan untuk
memelihara relaksasi pikiran.
Ø neuro
muscallur
D. Contoh Stress Positif dan Stress Negatif
-
Stress Positif
Ketika kita
mendapat tugas yang begitu susah dari dosen dan dan deadline waktu yg diberikan
sangat singkat, kita akan menjadi stress engan tugas tersebut. Dengan adanya
stress tersebut kita akan merasa terbebani dan selalu kepikiran denga tugas
tersebut disetiap aktivitas sehari-hari kita. Dengan adanya stress tersebut
mendorong kita untuk cepat menyelesaikan tugas tersebut agar tidak merasa
terbebani lagi dengan tugas tersebut.
-
Stress Negatif
Ketika kita
melakukan suatu presentasi di muka umum dan kita merasa canggung dan cemas,
khawatir apakah presentasi tersebut dapat berhasil atau tidak yang pada
akhirnya membuat kita stress dan panic.
DAFTAR PUSTAKA